Deskripsi Keterkaitan Peran Guru Dengan Perilaku Sosial Anak di TK Dewi Sartika Kec,Sipatana Kota Gorontalo
DOI:
https://doi.org/10.61132/inpaud.v1i4.42Keywords:
Teacher's role, Children's social behavior, Sipatana DistrictAbstract
This study aims to determine the correlation between the teacher's role and children's social behavior at TK Dewi Sartika Kindergarten, Sipatana District, Gorontalo City. The researcher employed a qualitative research method to explore this relationship. The subjects consisted of one teacher and 13 students from the same class. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The data analysis techniques include data reduction, data presentation, and conclusion. The results describe that the correlation between the teacher's role and the social behavior of young children encompasses six aspects: 1) The teacher as an educator, for example, teaches children how to make friends, share, and collaborate through group games or class activities. 2) The teacher as a manager, for example, establishing clear classroom rules, such as taking turns speaking during discussions or respecting others' feelings. 3) The teacher, as a supervisor, guides children to resolve conflicts peacefully and teaches them how to negotiate or empathize with their peers' emotions. 4) The teacher is an innovator, for example, introducing role-play activities where children pretend to be in different professions or social situations, allowing them to practice social interactions fun and innovatively. 5) The teacher is a communicator, for example, helping children express their emotions healthily when they feel angry or sad and teaching them how to communicate with their peers. 6) The teacher is a motivator, for example, by praising and rewarding children who display positive social behavior, such as collaborating in teams, helping friends in need, or constructively resolving conflicts. This helps children feel more motivated to continue improving their social skills.
References
Adynda, R. A., & Widia Winata. (2022). Fenomena implementasi Montessori sebagai media pembelajaran kreatif untuk anak pra sekolah. Jurnal Instruksional, 3(2).
Bahasa, T. P. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2016). Kamus besar bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya.
Eko Wibowo, R. (2022). Analisis peran guru kelas dalam membentuk karakter siswa pada pembelajaran tematik di MIN 1 Kota Tangerang Selatan.
Gunarsa, S. D. (2015). Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: Gunung Mulia.
Hazizah, N. (2018). The importance of playing for developing intelligence in early childhood. In Proceedings of the International Conference on Education (pp. 213–215).
Helmawati. (2015). Memahami PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Irawan, F., & Izzati. (2018). Pola asuh otoritatif guru dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Permata Hati Pauh Kota Padang.
Khadijah. (2013). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.
Khadijah. (2016). Pendidikan prasekolah. Medan: Perdana Publishing.
Kunandar. (2013). Guru profesional: Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kurniawan, M. I. (2015). Mendidik untuk membentuk karakter siswa sekolah dasar: Studi analisis tugas guru dalam mendidik siswa berkarakter pribadi yang baik. Jurnal Pedagogia, 4(2), 122.
Kusumawati, M. (2022). Peran guru dalam mengembangkan karakter peduli sosial pada pembelajaran tematik siswa kelas IV di SDN 13 Tumijajar.
M. Yusuf Seknum. (2012). Pendidik sebagai “kedudukan pendidik”. Makasar: Lentera Pendidikan, 2.
Mashar, R. (2011). Emosi anak usia dini dan strategi pengembangannya. Jakarta: Prenadamedia Group.
Meithy, H. I. (2015). Menjadi pendidik yang menyenangkan dan profesional. Jakarta: Luxima Metro Media.
Moch. Uzer Usman. (2013). Menjadi guru profesional: Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moh, A. (2017). The development of children’s social-emotional competences: A case study in UNP’s Labschool-Kindergarten, Padang, Indonesia. 58, 369–374.
Morrison. (2012). Dasar-dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Indeks.
Nur Hayati. (2008). Menstimulasi kecerdasan emosional anak sejak usia dini. Yogyakarta.
Nurmalitasari, F. (2015). Perkembangan sosial emosi pada anak usia prasekolah. Buletin Psikologi, 23(2), 103-111.
Purnomo Salsa V., & Edo Dwi Cahyo. (2023). Peran guru dalam membentuk perilaku anak usia dini di RA Al Islah. Islamic Edukids: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. E-ISSN: 2716-2516, 68.
Rizqa, M., & Atika Nahda. (2023). Upaya guru dalam manajemen kelas untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. An-Nizom, 8(3).
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak (ke sebelas). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2011). Life-span development (13th ed.). New York: McGraw Hill.
Soetijiningsih, K. H. (2012). Perkembangan anak sejak pembuahan sampai kanak-kanak akhir. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiyono. (2014). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y., & Yuliani N. (2009). Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Indeks.
Talvio, M., Berg, M., Litmanen, T., & Lonka, K. (2016). The benefit of teachers’ workshops on their social and emotional intelligence in four countries. Journal of Scientific Research Publishing, 2803-2819.
Uhbiyati Nur. (2005). Ilmu pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Wardani, I. R., & Mirza Immama Putri Zuan. (2023). Teori belajar perkembangan kognitif Lev Vygotsky dan implikasinya dalam pembelajaran. Dimar: Jurnal Pendidikan Islam, 4(2).
Wina Sanjaya. (2013). Kurikulum dan pembelajaran: Teori dan praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wiyani, Novan Ardy. (2013). Bina karakter anak usia dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
